Dampak Pengelolaan Sampah Yang tidak Benar

        Akibat dari pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat. Selain bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana, pengelolaan sampah yang kurang baik juga dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan seperti pencemaran air, udara, tanah dan kesehatan.

Berikut dampak negatif dari Sampah:

1. Pencemaran terhadap Tanah

Sumber: dosenpendidikan

    Penting untuk memiliki pengetahuan dasar daur ulang sehingga sampah yang dibuang ke tempat sampah bisa diolah dengan benar. Plastik, logam, kertas, dan jenis kaca tertentu umumnya bisa didaur ulang. Jika dibawa ke lokasi daur ulang, barang-barang tersebut bisa diolah untuk digunakan kembali. Tak akan berakhir menjadi sampah atau mencelakai lingkungan.

    Benda-benda yang bisa didaur ulang jika dibuang ke tanah bisa berpotensi mengontaminasi kesuburan tanah tersebut. The Western Courier menjelaskan bahwa botol air minum plastik yang rusak mampu melepaskan DEHA, sejenis karsinogen yang bisa menyebabkan masalah reproduksi, gangguan lever, dan penurunan berat badan. Senyawa kimia ini juga bisa bertahan di tanah dan menyebabkan kontaminasi pada tumbuhan dan hewan serta sumber air. Koran atau kertas yang mengandung tinta bisa jadi sangat beracun pada tanah itu juga. Maka dari itu sampah yang dibuang atau tidak diolah dengan baik di tempat pembuangan sampah bisa mengontaminasi lingkungan sekitarnya.

2. Pencemaran terhadap Udara

Sumber: greenpeace.org

    Saat membuang sampah yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti pemutih, asam, atau minyak, penting untuk dicermati apakah kita sudah mengemasnya dalam wadah yang disarankan atau diberi label dengan benar. Kertas, plastik, dan material lainnya bisa mengontaminasi udara jika dibakar. Seiring waktu, zat-zat kimia tersebut bisa semakin menumpuk dalam lapisan ozon. Jika asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah tersebut mengandung kimia berbahaya seperti dioxin dan berbaur dengan udara yang dihirup manusia maka dapat menimbulkan risiko kesehatan.

    Sampah yang tidak dibuang dengan cara yang benar juga akan mulai melepaskan gas metana. Menurut Energy Information Administration, gas-gas tersebut merupakan gas-gas rumah kaca yang bisa menghancurkan lapisan ozon dan berkontribusi dalam perubahan iklim dan global warming.

3. Pencemaran Sumber Air dan Lingkungan

Sumber: tabloidmaritim.com

Pembusukan sampah organik menghasilkan cairan beracun, bau, dan berwarna kehitaman yang juga disebut leachate. Jika sampah terlambat diangkut dari sumber sampah semisal rumah, pasar, dan lainnya ke tempat pembuangan sementara atau tempat pembuangan akhir, akan menumpuk, berubah menjadi leachate, berbau tak sedap, serta menjadi tempak berkembang biak lalat, tikus, dan belatung.

Aliran leachate di bawah timbunan sampah berpotensi mencemari air tanah. Kualitas air pada sumber air di sekitar timbunan sampah itu menjadi kurang baik dan tak memenuhi peryasaratan untuk dijadikan air baku air minum karena relatif tinggi kandungan zat polutan seperti nitrat, nitrit, mangan, kalsium, natrium, magnesium, klorida. 

4. Dampak sampah terhadap kesehatan

Sumber: merdeka.com

    Dampak langsung sampah pada kesehatan antara lain disebabkan oleh kontak langsung dengan sampah yang bersifat beracun, korosif, karsinogenik, dan lainnya. Sampah juga mengandung kuman patogen sehingga bisa menimbulkan penyakit. Sementara dampak tidak langsung dari sampah bisa akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Efek tidak langsung lain berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Timbunan sampah beresiko dapat menjadi sarang lalat dan tikus. Lalat bisa menjadi vektor bermacam penyakit perut. Sedangkan tikus bisa menyebarkan pes*.

    Penyakit yang disebabkan oleh sampah sangat luas dan bisa berupa penyakit menular dan tidak menular. Penyakit tersebut berupa gangguan pernapasan, pencernaan, atau pun penyakit kulit. Gangguan pernapasan bisa terjadi karena adanya pembusukan sampah oleh mikroorganisme yang menghasilkan gas hidrogen sulfide dan gas metan yang beracun bagi tubuh. Sedangkan gangguan pencernaan seperti diare disebabkan oleh adanya vektor yang membawa kuman penyakit. Selain itu, sampah juga bisa menyebabkan penyakit kulit karena munculnya jenis jamur mikroorganisme patogen yang hidup dan berkembang biak di dalam sampah.

    Tidak hanya membawa dampak negatif sampah juga dapat digunakan untuk menimbun tanah yang rendah atau rawa-rawa. Dalam melaksanakan penimbunan tersebut, maka harus diperhatikan agar tidak menimbulkan pengaruh buruk terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Selain itu sampah juga dapat digunakan sebagai pupuk yang dapat menggemburkan tanah dan bermanfaat bagi tanaman dan dapat diolah menjadi bahan makanan ternak atau sebagai bahan bakar.

    Pada akhirnya, baik atau buruknya dampak terkait dengan masalah sampah yang timbul adalah tergantung dari sistem pengelolaannya. Selama ini dalam pengelolaan sampah yang banyak dilakukan adalah dengan sistem open dumping dan sanitary landfill. Adapun sanitary landfill adalah suatu cara dengan menimbun sampah dan dipadatkan terlebih dahulu baru kemudian sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sehingga sampah tertutup selamanya dan tidak menimbulkan bau serta menghambat tumbuh dan berkembangbiaknya serangga atau tikus. Sedangkan dalam open dumping, cara pembuangan sampah dengan meletakkan sampah secara terbuka begitu saja di atas permukaan tanah. Cara ini banyak dilakukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Emil Salim, 1980, hal 34. 16).

*pes adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan kutu tikus atau gigitan tikus yang sudah terinfeksi oleh bakteri Yersinia Pestis.

Sumber:https://m.liputan6.com/news/read/2369291/kelola-sampah-dengan-baik-agar-tak-ganggu-kesehatan



Comments

Popular Posts